Teknik Berdoa Dengan Lectio Divina

Daftar Isi

Hari ini, kita akan membahas salah satu teknik doa meditasi kitab suci yang biasa dikenal dengan sebutan Lectio Divina. Lectio artinya "bacaan" sementara Divina artinya "Ilahi". Jadi Lectio Divina adalah Bacaan Ilahi. Dengan metode Lectio Divina, kita diajak untuk berdoa sambil mengunyah, meresapkan dan mendengarkan suara Tuhan lewat bacaan Kitab Suci atau karya - karya rohani pengarang yang bermutu, yang dapat membawa kita kepada pengalaman Allah yang mendalam.

Lectio Divina, memiliki 4 bagian yang akan kita telusuri bersama. 

1. Lectio (Membaca)

Pada bagian ini, kita membaca perikop Kitab Suci yang sudah ditentukan secara keseluruhan atau membaca karya para pengarang rohani yang bermutu, yang memiliki pengalaman Allah yang mendalam. Disini kita membaca dengan penuh penghayatan sambil menemukan ayat - ayat yang menyentuh hati kita. Disini kita terbuka terhadap suara Tuhan, dan kita membiarkan Kristus menuntun kita menemukan pesan-pesanNya yang indah. 


2. Meditatio (Merenungkan)

Setelah kita membaca perikop utuh, kita biasanya akan menemukan rhema bacaan yaitu ayat - ayat yang menyentuh hati kita. Silahkan mengulangi ayat - ayat tersebut dan menjadikannya sebagai ayat yang meresap ke dalam batin kita. Disini kita tidak mencoba memikirkan dan mengadakan penalaran tentang hal itu. Kita membiarkan sabda Tuhan mengendap didalam hati kita. 


3. Oratio  (Mendoakan)

Di bagian ini, kita berdoa kepada Tuhan. Kita bisa mengucap syukur atas sabda yang diberikan kepada kita atau kita bisa memanjatkan pujian, penghormatan, permohonan, kerinduan atau penyesalan - penyesalan kita. 


4. Contemplatio (Mengkontemplasikan)

Pada bagian ini, kita berdialog dengan Allah. Jika pada bagian Oratio, kita berdoa dan berbicara, maka pada bagian ini kita mendengarkan Allah yang berbicara. Kita memandang Allah dengan sikap iman yang penuh kekaguman. Pada prosesnya lebih lanjut, orang - orang akan ditarik oleh Allah untuk merasakan kehadiranNya dan membuat orang - orang itu merasakan kehadiran Allah yang mendalam sebagai sebuah pengalaman doa yang sangat unik. 


Lalu, bagaimana persiapan kita untuk masuk ke dalam Lectio Divina

Karena maksud dari lectio divina adalah untuk menerapkan Sabda Allah dalam kehidupan kita, dan dengan demikian hidup kita diubah dan dipimpin olehnya, maka langkah-langkah lectio divina adalah sebagai berikut:


  1. Ambillah sikap doa, bawalah diri kita dalam hadirat Allah. Resapkanlah kehadiran Tuhan di dalam hati kita. Mohonlah agar Tuhan sendiri memimpin dan mengubah hidup kita melalui bacaan Kitab Suci hari itu.
  2. Mohonlah kepada Roh Kudus untuk membantu kita memahami perikop itu dengan pengertian yang benar.
  3. Bacalah perikop Kitab Suci tersebut secara perlahan dan dengan seksama, jika mungkin ulangi lagi sampai beberapa kali.
  4. Renungkan untuk beberapa menit, akan satu kata atau ayat atau hal-hal yang disampaikan dalam perikop tersebut dan tanyakanlah kepada diri kita sendiri, “Apakah yang diajarkan oleh Allah melalui perikop ini kepadaku?”
  5. Tutuplah doa dengan satu atau lebih resolusi/keputusan praktis yang akan kita lakukan, dengan menerapkan pokok-pokok ajaran yang disampaikan dalam perikop tersebut di dalam hidup dan keadaan kita sekarang ini.

Contoh Praktik menggunakan Lectio Divina : 

Pada bagian ini, kita akan mengambil bacaan dari Lukas 19: 1-10, kisah tentang Zakheus. Ya, ini adalah salah satu kisah yang sudah sering kita temukan di bacaan dan sekarang saya mau membagikan pengalaman saya dalam mempraktikkan doa Lectio Divina ini. 

Pada awalnya saya berdoa kepada Roh Kudus, memohon bimbinganNya supaya saya dapat disentuh dengan bacaan Injil ini. Sudah sering saya mendengarkan penjelasan dari romo dan membaca artikel - artikel tentangnya, tetapi saya berusaha untuk mengosongkan pikiran saya dan membiarkan Roh Kudus bekerja. 

Ulasan Kitab Suci : (Lectio)

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. 19:3Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." 19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. 19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

Renungan : (Meditatio)

Saat saya membaca ayat per ayat, ternyata bagian yang sangat menyentuh saya adalah bagian : di ayat ke 5 : Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Suatu perasaan takjub mengalir di dalam hati saya bahwa Yesus bisa mengetahui orang pendek ini di tengah - tengah kerumunan orang banyak dan bahwa ada 1 hal luar biasa, yang menjadi kekhasan Yesus yang indah. 

Ya, bacaan itu tentang Yesus yang menyapa Zakheus, tetapi apa yang menyentuh hati saya adalah ketika seolah - olah saya bisa merasakan perjumpaan Yesus dan Zakheus yang hidup, yaitu ketika mata bertemu dengan mata. Saat ketika mata Yesus menatap Zakheus, Yesus melihat seorang putera Abraham yang layak diselamatkan, dan dari situ juga Zakheus bisa berubah. Dari situ ada sebuah penawaran dari Yesus untuk tinggal di dalam rumah  Zakheus, si pendosa dan mulai dari saat itu Zakheus bisa berubah. 

Doa : (Oratio)

Perasaan yang saya rasakan saat mengulang bacaan ini dan pengertian yang saya rasakan dari sana membawa saya kepada sikap doa bahwa saya juga adalah seorang pendosa dihadapan Tuhan seperti Zakheus, dan ketika saya bisa berjumpa dengan Yesus dalam aktivitas harian saya, saya bersyukur kepadaNya. Doa saya pun berbunyi meminta supaya Tuhan Yesus juga mau menyapa, menawarkan keselamatan kepada saya dan tinggal didalam hati saya untuk mengubah hidup saya.

Kontemplasi (Contemplatio)

Karena bentuk doa yang berasal dalam hati, tanpa disadari saya ditarik kepada kasih Tuhan, sebuah rangkaian rasa syukur yang besar karena memiliki seorang Allah yang dekat dan perhatian, yang tahu nama saya, yang tahu kebutuhan saya dan yang bisa membimbing perubahan hidup saya dengan masuk ke dalam hati saya. 

Kontemplasi pada umumnya dikatakan sulit untuk dirangkai dengan kata-kata karena mengandung perasaan dan pengalaman pribadi yang mendalam. Saya belum tahu sepenuhnya apakah itu yang disebut sebagai kontemplasi, tapi saya meyakini jalan saya dalam mencoba teknik Lectio Divina ini sudah benar. 

Mari belajar mencintai Lectio Divina 

Marilah kita memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan semoga kita bisa bertumbuh dalam iman, pengharapan dan cinta kasih. Semoga kita juga semakin mengagumi dan mencintai kekayaan Gereja yang begitu besar untuk hidup kita. Selamat melatih Lectio Divina.


Ref : 

FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mzm 119:105)

Posting Komentar