Page Nav

HIDE

Latest Quotes

{quotes} {latest}

Ads Place

Menyangkal Diri dan Berani Menyerahkan Nyawa

Memanggul Salib. sumber gambar www.stream.org Jumat Pekan Biasa VI Mrk. 8:34-9:1   “ Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal...

Memanggul Salib. sumber gambar www.stream.org

Jumat Pekan Biasa VI

Mrk. 8:34-9:1

 

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mrk 8:34)


Dalam bacaan Injil kemarin, para murid -terutama Petrus-  terguncang karena mendengar bahwa Yesus harus menanggung banyak penderitaan, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (Mrk 8:31). Namun, tampaknya mereka masih merasa tenang. Kemungkinan mereka berpikir: Akh.. yang harus menderita hanya Yesus, bukan mereka. 

Namun dalam kisah injil hari ini berbeda, karena Yesus memberitahukan bahwa mereka yang ingin menjadi murid-Nya, harus ikut menderita juga. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mrk 8:34). Tampaknya, kata-kata Yesus yang keras itu, membungkam mereka. Hati mereka berkecamuk antara sedih, bingung, tidak mengerti dan juga takut menghadapi semua itu. Bahkan, ketika Yesus sudah menegaskan bahwa meski di dunia ini mereka harus menderita sampai kehilangan nyawa, tetapi mereka akan memperolehnya kembali dalam kemuliaan Bapa-Nya. (Mrk. 8:35-38). 

Begitulah kecenderungan manusiawi kita: menginginkan yang serba enak dan nyaman serta menyangkal segala bentuk penderitaan. Padahal, jalan hidup sebagai murid Yesus sebaliknya, yakni menyangkal diri dan tidak menghindari penderitaan tetapi menjadikannya sebagai salib yang harus dipikul. Penyangkalan diri nyata dalam berbagai bentuk pengendalian diri terhadap berbagai macam nafsu, kenikmatan, keserakahan dan kesenangan terhadap hal-hal duniawi. Memanggul salib nyata dalam kesediaan kita untuk berkorban demi pelayanan dan kebaikan hidup bersama serta tidak hanya berupaya membebaskan diri dari penderitaan tetapi juga rela untuk menanggungnya dengan segala penyerahan dan pengharapan kepada Tuhan. 

Yesus juga menambahkan “dan mengikut Aku” bukan hanya menyangkal diri dan memanggul salib. Sebab, dengan dan sambil mengikuti Dia, kita tidak hanya mendapat contoh dari-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib, tetapi juga mendapatkan kekuatan dan pertolongan dari-Nya sehingga penyangkalan diri kita dan jerih lelah kita memikul salib sungguh-sungguh mendatangkan keselamatan.

Jika kita mendambakan keselamatan abadi, kita diharapkan siap-sedia untuk ‘menyangkal diri dan kehilangan nyawa’, alias tidak egois, hidup dan bertindak mengikuti selera pribadi, mengikuti keinginan atau kehendak pribadi. 

Rasanya pada masa kini masih cukup banyak orang yang hidup dan bertindak lebih mengikuti selera atau keinginan pribadi, antara lain dapat dilihat dalam buah-buahnya yaitu tawuran, permusuhan, saling menyakiti atau membunuh. 

Marilah kita ‘menyangkal diri dan berani menyerahkan nyawa’ kepada orang lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita. “Nyawa” adalah gairah, semangat, cita-cita, harapan atau dambaan, yang membuat kita sungguh hidup dinamis, bergairah dan ceria. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Kehendak Tuhan dapat pula kita temukan dalam aneka aturan atau tatanan hidup yang terkait dengan panggilan, tugas pengutusan atau kewajiban dan pekerjaan kita masing-masing. Semua aturan dan tatanan hidup hemat saya dibuat dan diberlakukan berdasar dan dalam kasih, maka baiklah kita hayati dan sebarluaskan keutamaan kasih melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. 

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu” (1Kor 13:4-7)


Tidak ada komentar

Advertisement