Guru Yang Hebat
Saya sengaja tak mengganti bacaan hari ini karena bacaan hari biasa ini, menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Cerita sederhana namun bermakna, Yesus menunjukan pengajaran kepada muridnya namun juga bagi kita yang mencari wajah Nya.
Cerita Tentang Guru
Pada suatu saat ketika saya masih SMP, karena begitu bangga sebagai orang Kristiani saya selalu memakai kalung salib dan karena suatu kebiasaan kemanapun selalu memakainya, juga pergi sekolah dan ketika kelihatan oleh guru bagian kesiswaan guru itu menarik kalung saya tersebut… tapi kemudian setelah melihat salib, langsung dimasukkan lagi. Kamu Kristen? Saya jawab Katolik.. Guru itu ketika saya jadi Pastor dan merayakan Misa Syukur Bapak itu salah satu panitianya… mungkin ia mendapat pelajaran berharga waktu bertemu dengan Yesus Sangat Guru yang mengingatkannya.. dalam bentuk anak kecil yang berani bersaksi walau minoritas..
Yesus Guru Yang Hebat
Bapak/Ibu Guru Yang Hebat… Yesus Sang Guru punya banyak cara dalam mengajar kepada muridnya… kadang ia mengajar dengan cerita, kadang dengan perumpamaan, dengan perkataan bahkan juga dengan contoh nyata. Ia sangat kreatif dan bahkan mengejutkan para muridnya.
Betapa tidak… ia memperhatikan orang memberikan derma hal yang tampaknya tidak umum.. Walaupun banyak orang melakukannya, maka tidak mengherankan jika orang Farisi, Orang Kaya, juga menggunakan kesempatan itu untuk menarik perhatian, CAPER dengan cara menyubang dalam jumlah banyak. ( Uang Koin dan Kalau banyak akan berbunyi, apalagi kalau koinnya besar, beda dengan koin kecil )
Yesus mengamati dengan cermat dua orang yang memasukkan uang ke kotak persembahan di Bait Allah. Tentu sumbangan si orang kaya jauh lebih besar daripada sumbangan si janda miskin, namun Yesus lebih memuji si janda miskin karena dia memberi dari kekurangannya, artinya memberikan seluruh dirinya
Sosok janda miskin atau, lebih tepatnya, kita temukan gerakannya ketika ia menjatuhkan koin terakhirnya ke dalam kotak persembahan di perbendaharaan Bait Allah. Berkat tatapan penuh perhatian Yesus, hal itu telah menjadi "uang receh janda" yang terkenal dan memang identik dengan kemurahan hati orang-orang yang memberi tanpa pamrih sedikit yang mereka miliki. ...Episode uang receh janda cocok dengan konteks ini dan menuntun kita, melalui tatapan Yesus sendiri, untuk memfokuskan perhatian kita pada detail yang remeh tapi penting: tindakan janda, yang sangat miskin namun memasukkan dua koin ke dalam kotak persembahan di perbendaharaan Bait Allah. Yesus berkata kepada kita juga, sama seperti yang Ia katakan kepada murid-murid-Nya hari itu: Perhatikanlah! Perhatikanlah apa yang telah dilakukan janda ini, karena tindakannya mengandung ajaran yang besar; sesungguhnya, hal itu mengungkapkan karakteristik mendasar dari mereka yang menjadi "batu-batu hidup" Bait Suci yang baru ini, yaitu pemberian diri mereka yang seutuhnya kepada Tuhan dan kepada sesama; janda (dalam) Injil, dan juga janda dalam Perjanjian Lama, memberikan segalanya, memberikan dirinya sendiri, menempatkan dirinya di tangan Tuhan bagi orang lain. Inilah makna abadi dari persembahan janda miskin yang dipuji Yesus; karena ia telah memberi lebih banyak daripada orang kaya, yang memberikan sebagian dari apa yang berlebihan bagi mereka, sedangkan ia telah memberikan semua yang dimilikinya untuk hidup (lih. Mrk 12:44), oleh karena itu ia memberikan dirinya sendiri.
Apa yang bisa Yesus ajarkan kepada kita, selain pemberian diri adalah contohnya, teladannya dalam mengajar. Ia sebagai guru seakan tak kehabisan cara / akal untuk mengajar bahkan kepada murid-muridnya.. Yang kadang disebut sebagai yang kurang mengerti tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus.
Ada penelitian dari mahasiswa di Kupang mengenai penerapan cara mengajar Yesus, yang ternyata masih relevan bahkan sampai saat ini.
Saya berharap dengan cara Yesus mengajar, tak ada lagi anak yang harus merangkak dan menggonggong atau seharusnya gak ada juga mahasiswa yang memaksa temannya untuk mencicipi Oli dan tindakan tak patut lainnya.
Semoga kita sungguh mempersembahkan hidup kita kepada Allah dalam setiap langkah yang kita lakukan terlebih dalam pengajaran kita. Kalau selama ini kita mengenal Ki Hajar Dewantoro, RA Kartini, Rohana Kudus, semoga dari sini muncul juga pahlawan-pahlawan lain yang berjuang dengan satu pamrih demi kemajuan peradaban manusia.
Posting Komentar