Hidup Baru dalam Kristus
Saudara-saudari terkasih,
Dalam Injil Markus 2:18-22, kita mendengar tentang perdebatan mengenai puasa. Orang-orang bertanya kepada Yesus mengapa murid-murid-Nya tidak berpuasa seperti murid Yohanes dan orang-orang Farisi. Jawaban Yesus sangat menarik. Ia berkata,
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu ada bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa" (ay. 19).
Melalui perumpamaan ini, Yesus mengingatkan kita bahwa kehadiran-Nya membawa sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih besar daripada tradisi lama. Ia adalah Mempelai yang membawa sukacita, kehidupan, dan keselamatan. Selama Yesus ada bersama kita, fokus hidup kita bukan hanya pada ritual atau aturan, melainkan pada hubungan yang hidup dan penuh kasih dengan-Nya.
Dengan perumpamaan tentang kain penambal yang baru pada baju tua, dan anggur baru yang tidak dapat ditaruh dalam kantong kulit yang tua. Dengan sangat jelas: Yesus menegaskan bahwa kehadirannya tidak hanya memperbaiki sistem lama; Ia datang untuk membawa pembaruan total. Ia memanggil kita untuk hidup dalam semangat baru, meninggalkan cara lama kita yang mungkin terikat pada dosa atau kebiasaan yang jauh dari kehendak Allah.
Saudara-saudari, pesan ini sangat relevan bagi kita hari ini. Kita sering terjebak dalam rutinitas dan tradisi yang mungkin kehilangan maknanya. Kadang kita lebih fokus pada aturan daripada kasih, pada kewajiban daripada sukacita. Yesus mengundang kita untuk mengalami sukacita sejati dalam hubungan dengan-Nya.
Pembaruan yang dibawa Yesus juga membutuhkan hati yang siap menerima. Jika hati kita seperti kantong kulit yang tua—kaku, keras, dan tidak mau berubah—kita tidak dapat menampung anggur baru kasih karunia-Nya. Oleh karena itu, mari kita membuka hati, memperbarui diri, dan siap menerima karya Allah yang terus memperbarui hidup kita setiap hari.
[Kasus seorang anggota TNI yang bunuh diri diduga karena terbebani oleh ‘mahar’ yang mahal menjadi sebuah contoh nyata, tentang manusia yang terjebak dalam tradisi, sehingga tradisi yang sebenarnya luhur karena penghargaan pada manusia menjadi semata-tradisi kaku yang bahkan memakan korban manusia. Baca link berita]
Dalam masa hidup kita ini, Yesus mengajak kita untuk tidak hanya mematuhi aturan-aturan iman, tetapi juga hidup dalam kasih, sukacita, dan pembaruan yang Ia bawa. Mari kita menjadi “kantong kulit yang baru,” siap dipenuhi oleh Roh Kudus, dan menjadi saksi sukacita dalam dunia.
Saudara-saudari, biarlah firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus adalah Mempelai yang membawa sukacita, dan kehadiran-Nya selalu mengundang kita pada pembaruan sejati. Semoga kita membuka hati untuk menerima kasih karunia-Nya dan hidup dalam semangat baru setiap hari.
Amin.
Posting Komentar