Tuhan Selalu Menjawab Doa: Belajar dari Yohanes Pembaptis
Tidak diragukan lagi bahwa Tuhan mendengar doa-doa kita. Bahkan, Dia selalu menjawab doa kita. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana cara Tuhan menjawab doa tersebut?
Sebuah Kisah Tentang Rencana Allah
Ketika saya masih menjadi seorang frater, ada seorang anak yang sering ikut belajar bersama selama liburan. Anak ini pintar, baik hati, dan bercita-cita masuk seminari. Mendengar hal itu, saya merasa sangat bahagia. Namun, rencana Allah ternyata lain.
Sebelum lulus SMP, anak tersebut didiagnosis menderita kanker usus. Dengan bantuan seorang Romo ia sempat menjalani operasi. Namun tak lama setelah itu, Allah memanggilnya pulang.
Kisah ini mengajarkan saya satu hal penting: doa-doa kita, meskipun tulus dan penuh harapan, selalu tunduk pada kehendak Allah yang lebih besar.
Doa yang Berakar pada Kehendak Allah
Dalam bacaan pertama hari ini, kita diajarkan bagaimana seharusnya kita berdoa. Dikatakan bahwa kita harus yakin, jika kita meminta sesuatu kepada Anak Allah dan itu sesuai dengan kehendak-Nya, maka Dia akan mendengarkan kita.
Namun, sering kali doa kita dipenuhi dengan kepentingan pribadi dan keinginan yang mementingkan diri sendiri. Kita perlu bertanya: apakah doa kita mencerminkan kehendak Allah atau hanya keinginan kita semata?
Yohanes Pembaptis: Contoh Kerendahan Hati dalam Kehendak Allah
Menjelang akhir masa Natal, kita kembali diingatkan akan sosok Yohanes Pembaptis. Meski Injil tidak secara eksplisit menyebutkan ia berbicara tentang doa, kehidupan Yohanes menunjukkan bahwa ia adalah seorang pendoa sejati. Ia tahu kehendak Tuhan atas hidupnya.
Ketika Yesus memulai pelayanan-Nya di muka umum, Yohanes tahu bahwa tugasnya telah selesai. Ia tidak mencoba mempertahankan peran utama, tetapi dengan rendah hati berkata:
"Ia harus semakin besar, aku harus semakin kecil."
Kata-kata ini menunjukkan kerelaan Yohanes untuk menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan. Ia tahu siapa dirinya dan siapa Yesus.
Meneladani Yohanes dalam Kehidupan Kita
Kita juga dipanggil untuk berdoa agar Yesus "semakin besar" dalam hidup kita. Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas segala yang telah diberikan-Nya, baik itu suka maupun duka.
Saat kita menyerahkan hidup kita kepada kehendak-Nya, kita akan menemukan kedamaian sejati dan menyadari bahwa doa-doa kita tidak selalu harus tentang apa yang kita inginkan, tetapi tentang apa yang Tuhan kehendaki bagi kita.
Posting Komentar