Laki-laki Tak Berbicara....
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Ada satu ungkapan yang sering kita dengar, mungkin juga di antara kita saat duduk bersama di meja makan: Laki-laki tak bicara. Seakan-akan lelaki sejati adalah yang diam, tak banyak berkata-kata. Jika ada satu tokoh dalam Kitab Suci yang benar-benar mencerminkan ungkapan ini, maka dia adalah Santo Yosef. Dalam Injil, kita tidak menemukan sepatah kata pun yang diucapkan oleh Santo Yosef, tetapi hidupnya sendiri berbicara jauh lebih lantang daripada kata-kata.
Santo Yosef adalah seorang laki-laki yang tulus, seorang suami dan bapa yang hatinya selalu tertuju kepada Allah. Ketika ia mengetahui bahwa Maria mengandung bukan dari dirinya, ia bisa saja mengikuti egonya, menceraikan Maria secara terbuka, dan menyelamatkan namanya sendiri. Tetapi, karena hatinya terbuka kepada Allah, ia mampu membedakan antara mimpi biasa dan mimpi sebagai sarana komunikasi dari Tuhan. Ia percaya kepada Malaikat Tuhan, menerima Maria dengan tulus, dan menjaga Yesus dengan kasih seorang bapa.
Santo Yosef adalah bapa penuh kasih. Ia melindungi Maria dan Yesus dari ancaman, membawa mereka mengungsi ke Mesir, bekerja keras sebagai tukang kayu demi menghidupi keluarganya. Ia adalah bapa yang taat, yang dengan rendah hati mendidik Yesus dalam ketaatan kepada kehendak Bapa di surga. Ia juga adalah bapa yang berani dan kreatif, yang tidak lari dari kesulitan tetapi berani mengambil keputusan besar demi keselamatan keluarganya.
Namun, semua yang dilakukan Santo Yosef ini tetap dalam ketenangan dan kerendahan hati. Ia menjadi bapa pekerja, yang dalam keheningan dan kesederhanaan hidupnya mencerminkan kasih Allah Bapa. Ia adalah bapa tersembunyi, yang selalu ada, selalu hadir, tetapi tidak mencari sorotan. Bukankah ini juga panggilan kita sebagai orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya? Kita diajak untuk menjadi pribadi yang tulus bagi keluarga kita, yang rela mengalahkan ego, yang bekerja keras dalam keheningan, dan yang menjadikan hati kita selalu tertuju kepada Allah.
Saudara-saudari terkasih, pada hari raya Santo Yosef ini, marilah kita belajar dari teladan hidupnya. Kita mungkin tidak selalu dipanggil untuk berbicara banyak, tetapi kita selalu dipanggil untuk bertindak dengan kasih, dengan kesetiaan, dan dengan keberanian seperti Santo Yosef. Semoga kita semua, terutama para ayah dan kepala keluarga, mampu meneladani hidupnya dalam perlindungan dan bimbingan Tuhan. Amin.
Posting Komentar