Mencari Hati yang Berdoa

Daftar Isi



Dinamika Kepemimpinan


Bacaan hari ini mengajak kita menyelami dinamika iman dan kepemimpinan, dengan tiga kisah yang saling bertaut. 

Dalam 1 Samuel 16, kita mendengar Tuhan yang kecewa dengan Raja Saul yang jauh dari hati-Nya. Tuhan mengutus Samuel untuk mencari penggantinya, bukan pada penampilan atau kekuatan, melainkan pada hati yang berdoa. Samuel mencari di Betlehem, dan Tuhan menunjuk Daud, si bungsu gembala yang sedang berbakti.

Mazmur 89 menggemakan janji Tuhan kepada Daud, raja yang berkenan di hati-Nya. Tuhan bersabda bahwa takhta Daud akan kekal, karena Ia setia pada janji-Nya. Namun, takhta itu tak bergantung pada kekuatan manusia, melainkan pada hubungan setia antara Tuhan dan umat-Nya.

Injil Markus 2:23-28 menampilkan Yesus yang membela murid-murid-Nya yang memetik gandum pada hari Sabat. Yesus menegaskan bahwa Sabat dibuat untuk manusia, bukan sebaliknya. Ia menunjukkan bahwa hukum Taurat sebenarnya bermuara pada belas kasihan dan keadilan, bukan ritual kaku yang mengabaikan hati.

Baik Untuk Direnungkan

Ketiga bacaan ini mengajak kita merenungkan beberapa hal:
  1. Pentingnya hati yang berdoa. Tuhan mencari pemimpin yang berdoa, yang hidupnya selaras dengan kehendak-Nya. Di tengah rutinitas harian, apakah kita menyempatkan diri untuk berdoa dan mendengarkan suara Tuhan?
  2. Kepercayaan pada janji Tuhan. Meski Daud masih muda dan tak berpengalaman, Tuhan menjanjikan takhta kekal untuknya. Apakah kita percaya pada janji-janji Tuhan dalam hidup kita, bahkan saat situasi tampak sulit?
  3. Hukum yang berlandaskan kasih. Yesus mengingatkan bahwa hukum dan tradisi harus bermuara pada kebaikan dan belas kasihan. Apakah kita menjalankan ketaatan agama kita dengan hati yang penuh kasih dan kepedulian terhadap sesama?

Marilah kita belajar dari bacaan hari ini untuk menjadi umat yang berdoa, percaya, dan penuh kasih. Semoga hati kita senantiasa terbuka pada kehendak Tuhan, dan hidup kita menjadi cerminan janji-janji-Nya yang kekal.