Kasih Dapat Mengubah Cara Pandang Kita
RABU MINGGU KEDUA PASKAH
Kisah 5:17-26; Yohanes 3:16-21
Kasih dapat mengubah cara kita memandang segala sesuatu. Mengetahui bahwa kita dicintai oleh orang lain selalu menggembirakan. Dunia kita lebih cerah, langkah kita mempunyai semangat baru dan kita dipenuhi rasa percaya diri.
Bacaan Injil yang sangat familiar ini menegaskan bahwa kita dikasihi Tuhan. Ini adalah kebenaran yang penting dan mengubah hidup. Kita tidak harus mendapatkan kasih Tuhan. Kami sudah dicintai! Kita tidak perlu memburu kasih Tuhan. Kami sudah dicintai! Kita tidak perlu meyakinkan Tuhan untuk mengasihi kita. Kami sudah dicintai! “Allah begitu mengasihi dunia ini sehingga Dia mengutus Putra tunggalNya.” Kasih Tuhan terlihat dalam karya Penciptaan, dalam Inkarnasi, Penebusan, Kebangkitan dan karunia Roh Kudus kepada kita.
Kasih Tuhan kepada kita bagaikan udara yang kita hirup. Itu mengelilingi kita. Kita hidup di dalamnya. Namun, ketika kita memutus pasokan udara atau menahan napas, kitalah yang membahayakan hidup kita, bukan udara. Demikian pula dalam hubungan kita dengan Tuhan.
Seiring bertambahnya usia, kita dapat merenungkan kasih orang tua kita terhadap kita. Kita melihat kembali betapa seringnya kita mengabaikan cinta itu, menyalahgunakan cinta itu, memberontak dan gagal menghargai cinta itu. Selama bertahun-tahun, kita mungkin kehilangan kontak dengan orang tua kita, namun cinta mereka kepada kita tetap ada. Mereka adalah teladan kasih Allah bagi kita.
Kasih Tuhan adalah fakta kehidupan kita. Kita mungkin memberontak terhadapnya, mengabaikannya, menyalahgunakannya, berasumsi dan mengkhianatinya, namun kasih Tuhan tetap ada. Dalam hal ini, kitalah yang memisahkan diri kita dari Tuhan, memutus pasokan udara rohani dan menempatkan jiwa kita dalam bahaya. Kita adalah jaksa, juri, dan hakim yang menjatuhkan hukuman mati rohani pada diri kita sendiri.
Fakta bahwa kita sudah dikasihi Tuhan tetap menjadi sebuah kebenaran yang kuasa besarnya jarang kita lepaskan ke dalam hidup kita. Penghargaan kita terhadap kebenaran itu dapat mengubah kita. Kita mungkin tidak bisa sepenuhnya mempercayai cinta yang orang lain katakan kepada kita. Cinta mereka memiliki keterbatasan dan kondisi. Mengutip kata-kata seorang penyair, cinta mereka “berubah… ketika perubahan ditemukan.”
Kasih Tuhan tetap dapat diandalkan seperti matahari yang menyinari orang suci dan orang berdosa. Yang satu bermandikan cahaya yang sama yang dihindari yang lain. Namun matahari masih bersinar.
Posting Komentar